Saturday, November 8, 2008

MENGENAL TANAMAN ROSELA

TEH ROSELLA atau TEH MERAH dikenal dengan nama beragam :

Teh Rosella,
Hibiscus tea,
Teh Mekkah,
Teh Yaman.

Disebut juga :
Karkade (Arab),
Kezeru (Jepang),
Merambos Hijau (Jateng),
Asam kesur (Meranjat),
Kesew Jawe (Pagar Alam),
Asam Jarot (Sp. Padang),
Asam Rejang (Muara Enim)
dan
Hisbiscus Sabdariffa L. (Latin)

Identifikasi LIPI : 364/IPH.i.02/If.8/2004 - 11 Juni 2004

Di Indonesia belum banyak masyarakat yang memanfaatkan tanaman Rosela. Sementara di negara lain, Rosela sudah banyak dimanfaatkan sejak lama. Selain untuk pengobatan, tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan salad, saus sup, minuman, sari buah, asinan, manisan, selai, puding, sirup dan jeli.


Kandungan Gizi


Menurut DEP.KES.RI. No.SPP.1065/35.15/05, setiap 100 gram Rosella mengandung :
  • 260-280 mg vitamin C;
  • 486 mg Kalsium;
  • vitamin D, B1 dan B2;
  • Magnesium;
  • Omega 3;
  • Beta Karotin;
  • Asam Amino Esensial, seperti lysine dan agrinine;
  • banyak mengandung serat.
Khasiat Teh Rosela

Kelopak bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L) jika diminum secara rutin, memiliki banyak manfaat, diantaranya:
  1. Menurunkan tekanan darah tinggi
  2. Mengurangi kekentalan darah
  3. Memperlancar buang air kecil dan besar (efek diuretik)
  4. Membersihkan usus
  5. Anti Kejang
  6. Anti bakteri
  7. Mengobati cacingan
  8. Mengurangi nyeri sendi
  9. Menghambat/mencegah pertumbuhan sel kanker
  10. Mencegah penyakit jantung dan stroke
  11. Menormalkan kadar gula darah, asam urat dan kolesterol
  12. Mengatasi batuk, sakit tenggorokan, sariawan
  13. Menjaga kehalusan kulit dan mengurangi keriput
  14. Mengurangi kadar lemak dalam tubuh. Cocok untuk program diet.
  15. Membasmi virus TBC
  16. Mengurangi ketergantungan obat / narkoba
  17. Mencegah penuaan dini dan meremajakan sel-sel tubuh
  18. Mengandung kalsium, beta karoten, Omega 3 dan vitamin C yang tinggi
  19. Sebagai pengganti cairan elektrolit yang hilang setelah berolahraga
  20. Mengatasi kurang gairah dan lemah syahwat.
Penggunaan Rosela untuk Pengobatan

Di Indonesia, penggunaan Rosela di bidang kesehatan belum begitu populer, sedangkan di negara-negara lain, pemanfaatan dan khasiat rosela dalam dunia pengobatan sudah tidak asing lagi. Di India, Afrika dan Meksiko, seluruh bagian tanaman rosela berfungsi sebagai obat tradisional. Daun atau kelopak bunga yang direbus dengan air diakui berkhasiat sebagai peluruh kencing dan merangsang keluarnya empedu dari hati (choleretic). Selain itu juga dapat menurunkan tekanan darah (hypotensive), mengurangi kekentalan (viskositas) darah, dan meningkatkan peristaltik usus. Seorang ahli Farmakognosi dari Senegal telah merekomendasikan ekstrak kelopak rosela untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Di Afrika Timur, rebusan kelopak rosela yang dikenal dengan nama Sudan Tea, digunakan untuk mengurangi batuk. Penduduk asli Brasil menggunakan rosela sebagai tonikum, emolient dan sebagai bahan pelarut untuk mengurangi rasa pahit. Dalam kaitan aktivitas rosela sebagai diuretik koleretik, penurun kekentalan darah, penurun tekanan darah dan perangsang peristaltik usus diduga berasal dari kandungan gossypetin, anthocyanin dan glucoside hibiscin yang ada di dalamnya.

Hasil Penelitian Rosela Sebagai Antioksidan
  1. Pada tahun 2006, Ir. Didah Nurfarida M.Si, peneliti dari Ilmu dan Teknologi Pangan IPB pernah melakukan penelitian yang hasilnya adalah kandungan antioksidan yang terdapat dalam rosela lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan antioksidan yang terdapat pada Kumis Kucing, yakni sebesar 1,7 mmol/prolox.
  2. John McIntosh, peneliti dari Institute of Food Nutrition and Human Health, Massey University, Selandia Baru mengekstrak rosela dengan mengeringkan kelopak bunganya pada suhu 50 derajat Celcius selama 36 jam. Selanjutnya, 3 gram rosela hasil pengeringan diencerkan dengan 300 ml air yang kemudian dimasukkan ke dalam spektrofotometer. Hasilnya, rosela terbukti mengandung 24% antioksidan dan 51% autosianin.
Hasil Penelitian Khasiat Rosela pada Manusia
  1. Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2% dan tekanan darah diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi sedang, dibandingkan dengan kelompok kontrol (Haji Faraji, 1999).
  2. Terdapat penurunan kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium, natrium dan fosfat dalam urine 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24g/dl/hari (Kirdpon, 1994).
Penggunaan Rosela Sebagai Bahan Makanan dan Manfaat Lain

Di India Barat dan tempat-tempat tropis lainnya, kelopak segar rosela digunakan untuk pewarna dan perasa dalam membuat anggur rosela, jeli, sirup, gelatin, minuman segar, puding dan cake. Kelopak kering bisa dimanfaatkan untuk membuat teh, jeli, selai, es krim, serbat, mentega, pai, saus, tart dan makanan pencuci mulut lainnya.

Kesaksian Mereka yang Merasakan Keajaiban Rosela

Kesibukan yang padat dalam pekerjaan membuat Arneliza sering melupakan kesehatannya. Sebagai pengusaha muda, waktunya banyak tersita untuk mengerjakan laporan dan strategi penjualan. Tanpa disadari, faktor kelelahan menyebabkan asam urat yang ia derita sering kambuh, sehingga kedua telapak tangannya sering terasa kaku. Belum lagi, masalah berat badan yang tidak terkontrol seringkali mengganggu aktivitasnya. Namun, hatinya tergugah ketika membaca khasiat teh rosela di sebuah majalah kesehatam. Tanpa pikir panjang, ia pun memesan teh rosela. Setiap hari,, ia bisa menghabiskan 1 liter teh herbal rosela. Caranya, bunga rosela direbus tanpa gula dan disimpan dalam botol agar bisa diminum setiap saat, terutama sesudah makan. Alhamdulillah, dalam waktu 6 bulan, berat badannya turun hingga 8 kg dan keluhan kaku-kaku di tangan hilang sama sekali.

(dikutip dari Buku Khasiat dan Manfaat Rosela karangan Dra. Herti Maryani dan Lusi Kristiana, Apt.)


Keunggulan Teh Rosela :
  • Kadar air sangat rendah (proses pengeringan/penjemuran 4 - 5 hari), sehingga tidak mudah berjamur;
  • Masa kadaluarsa 2 tahun;
  • Kualitas : Kelopak Bunga Pilihan;
  • DINKES RI : P-IRT NO. 9.12.34.03.02.094;

Cara Penyajian :
  • Ambil 3 - 5 kelopak bunga Rosela lalu masukkan ke dalam 1 gelas (200ml) air mendidih;
  • Aduk dan diamkan sekitar 5 sampai 15 menit, hingga airnya berwarna merah;
  • Untuk mendapatkan rasa yang lebih enak bisa ditambah gula pasir / Tropicana Slim / Madu;
  • Untuk Rasa yang lebih nikmat & segar, tambahkan es baru secukupnya.


Kemasan
: 80gr / bungkus

Harga
: Rp. 15.000,-



Perhatian :
TIDAK COCOK UNTUK PENDERITA MAAG (IRITASI LAMBUNG) KRONIS, TEKANAN DARAH RENDAH DAN WANITA HAMIL.




Untuk Pemesanan
dan keterangan lebih lanjut
dapat menghubungi
021 - 6866 2898
0818 55 1988
( Ling )


The first wealth is health.
(Ralph Waldo Emerson)

To get rich never risk your health.
For it is the truth that health is the wealth of wealth.

(Richard Baker)

Take care of your body.
It's the only place you have to live.

(Jim Rohn)

Friday, September 26, 2008

Ekstraksi Zat Warna Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) Sebagai Alternatif Pewarna Alami Bahan Pangan

Oleh :

Endang Retno W., Diana P., Fungki S.R., Endang N. dan Tri Rahayuningsih*)

ABSTRAK

Industri pangan pada saat ini masih banyak yang menggunakan zat warna buatan yang peruntukannya bukan untuk bahan pangan. Hal ini sangat merugikan konsumen karena dapat mengganggu kesehatan. Sementara itu masih banyak tanaman yang berpotensi sebagai sumber zat warna alami. Kelopak bunga rosella mengandung zat warna antosianin dengan kadar yang relatif tinggi, sehingga kelopak bunga rosella mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber zat warna alami untuk bahan pangan.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk menggali potensi kelopak bunga rosela sebagai sumber zat warna alami, (2) untuk mengetahui cara ekstraksi zat warna kelopak bunga rosela yang tepat, dan (3) untuk mengetahui stabilitas zat warna selama penyimpanan pada suhu kamar dan suhu dingin.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan 3 (tiga) ulangan. Faktor pertama adalah Jenis Asam (A) dengan 2 level, yaitu A1 = Asam Asetat dan A2 = Asam Sitrat. Sedangkan faktor kedua adalah Konsentrasi Asam (K) dengan 4 level, yaitu K1 = 0 %, K2 = 1 %, K3 = 2 %, dan K4 = 3 %, sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan. Parameter pengamatan meliputi rendemen, nilai pH, dan intensisitas warna.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Rata-rata rendemen ekstrak kelopak bunga rosela berkisar antara 38,93 % - 45,37 %, (2) Rata-rata nilai pH ekstrak kelopak bunga rosela pada hari ke-0 berkisar antara 4,73 - 4,92, (3) Rata-rata nilai absorbansi ekstrak kelopak bunga rosela berkisar antara 1,3056 - 3,1087, (4) Nilai rata-rata konsentrasi antosianin ekstrak kelopak bunga rosela berkisar antara 109,7166 mg/L - 261,3058 mg/L, (5) Konsentrasi zat warna antosianin ekstrak kelopak bunga rosella dipengaruhi oleh interaksi antara jenis asam dan konsentrasi asam bahan pengekstrak, (6) pH ekstrak kelopak bunga rosela dipengaruhi oleh interaksi antara jenis asam dan konsentrasi asam bahan pengekstrak, tetapi kedua faktor tersebut tidak berpengaruh secara tunggal, (7) Penyimpanan selama 7 hari pada suhu kamar menyebabkan penurunan konsentrasi antosianin dan kenaikan nilai pH, dan (8) Penyimpanan selama 7 hari pada suhu dingin menyebabkan kenaikan nilai pH tetapi tidak menyebabkan penurunan konsentrasi antosianin.

*) Dosen Pengajar PS Teknologi Industri Pertanian Fak Teknik UWKS


Monday, August 4, 2008

Rosela, si Cantik Penyembuh Radang

JAKARTA- Bunga rosela memang indah. Warnanya yang cerah menyegarkan pemandangan jika ditanam di halam rumah. Ternyata flora ini bukan saja berfungsi sebagai penghias, melainkan juga memiliki khasiat bagi kesehatan kita. Bernama latin Hisbiscus sabdariffa, bunga ini berguna untuk mencegah penyakit kanker dan radang, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah dan melancarkan buang air besar.

Kelopak bunga rosela dapat diambil sebagai bahan minuman segar berupa sirup dan teh, selai dan minuman, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal. Kelopak bunga tersebut mengandung vitamin C, vitamin A, dan asam amino. Asam amino yang diperlukan tubuh, 18 diantaranya terdapat dalam kelopak bunga rosela, termasuk arginin dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu, rosela juga mengandung protein dan kalsium.

Selain itu, tetumbuhan yang juga dikenal sebagai penghasil serat ini juga dapat diolah menjadi campuran salad, poding, bahkan asinan. Sebagai obat tradisional, rosela berkhasiat sebagai antiseptik, aprodisiak, diuretik, pelarut, sedativ, dan tonik.

Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong Wang, baru-baru ini menemukan satu metode baru untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Flora ini mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosela juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL).

Namun begitu penemuan Chau-Jong Wang ini masih belum diuji untuk tubuh manusia. Percobaan dilakukan pada sejumlah tikus yang diberi makanan berkadar lemak tinggi dengan resiko besar terkena serangan jantung. Lalu tikus tersebut diberi ekstrak kembang sepatu dan hasilnya menunjukkan betapa potensialnya tanaman ini.

Untuk budi dayanya, tanaman rosela dapat diusahakan di segala macam tanah, tetapi paling cocok pada tanah yang subur dan gembur. Selama pertumbuhan, rosela tidak tahan terhadap genangan air. Curah hujan yang dibutuhkan untuk lahan tegal 800-1670 mm/5 bulan atau 180 mm/bulan.(mer)

Sunday, August 3, 2008

Rosella, Si Merah yang Kaya Antioksidan

Source : http://meok.detik.com/read/2008/07/07/151436/968098/482/rosella-si-merah-yang-kaya-antioksidan

GB

Jakarta - Kelopak bunga yang runcing merekah dengan warna merah menyala ini sangat memikat mata. Kini, banyak orang menyeduhnya sebagai minuman kesehatan yang kaya manfaat. Si merah ini ternyata sudah lama ada di Indonesia.

Teh biasanya dibuat dari tanaman teh atau Camelia Sinensis tetapi akhir-akhir ini banyak orang menyukai teh Rosella. Teh ini berasal dari kelopak bunga rosella, nama Latinnya Hibiscus Sabdariffa yang dikeringkan. Tak hanya di Indonesia, bunga merah ini juga sudah dikenal dan dikonsumsi di Thailand, Mexico, Arab bahkan sejak zaman Mesir kuno.

Tanaman ini sudah ada sejak dulu di Indonesia, meskipun tanaman ini berasal dari India dan Afrika. Pada zaman dulu orang mengenal rosella dengan nama frambozen. Sering dipakai untuk sirop dengan warna kemerahan yang cantik dan aroma yang agak manis asam. Hampir di seluruh pelosok Indonesia mengenal tanaman ini.

Biasanya bunga rosella yang sudah masak, dipetik, diambil kelopak bunganya dan disisihkan bagian tengah yang keras. Kelopak bunga bisa dikeringkan atau dapat langsung diseduh dengan air panas seperti membuat teh tubruk. Ada juga yang menambahkan sedikit perasan lemon dan madu alam. Bahkan kini, sudah ada yang jauh lebih praktis dijual dalam bentuk teh celup. Teh ini banyak dijual di toko obat herbal, apotik dan pasar swalayan bagian teh dan kopi.

Tak hanya enak untuk diminum, teh rosella ini sangant banyak manfaatnya untuk kesehatan. Yang paling mencolok adalah kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Kandungan antioksidan ini bisa meredam radikal bebas yang memicu pertumbuhan sel kanker. Makin gelap atau pekat warna merahnya, makin tinggi kadar antikoksidannya dan rasanya juga makin asam. Selain itu rosella juga bisa meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, mengatasi batuk dan sakit tenggorokan, menormalkan kadar gula dalam darah.

Nah, sudah siap menikmati si merah cantik yang sedikit asam dengan aroma yang unik? ( eka / Odi )


Saturday, August 2, 2008

Kualitas Rosela Bisa Diukur dari Warna Merah Seduhannya

Sumber : http://www.trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=11&artid=1133

'Hati-hati ketika mengkonsumsi minuman rosela dalam kemasan, bila warna merah semakin memudar, sebaiknya tidak dikonsumsi,’ kata Ir Didah Nur Faridah MSi, periset Epartemen Ilmu dan Teknologi Pangan , Institut Pertanian Bogor. Penyebabnya pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan minuman Hibiscus sabdariff a tak cukup menjaga senyawa aktif di dalamnya. Khasiatnya menghilang seiring warna merah yang memudar.

‘Saya pernah melihat minuman rosela yang berwarna putih, seiring lamanya waktu penyimpanan’ kata Didah. Lantaran penasaran Didah pun mengujicoba musabab hilangnya pigmen merah. Hasilnya, rosela yang hanya dikemas botol transparan dan ditaruh di tempat terkena sinar matahari langsung, cepat berubah warna. Sebab, senyawa aktif rosela berupa antosianin mendegradasi. Zat aktiflah yang menyebabkan seduhan asam kumbang alias rosela berwarna merah. Jadi, warna merah hilang, khasiatnya pun lenyap.

Minuman rosela yang dibuat dari kelopak kering rosella, jumlah senyawa aktif rosela yang berupa senyawa fenolik yang dapat berfungsi sebagai senyawa antioksidan mencapai 23,10 mg/g bobot kering. Aktivitas antioksidan yang terukur dengan senyawa trolox mencapai 5.308,64 mM trolox/g bobot kering. Jumlah itu 4 kali lebih tinggi dibanding bubuk kumis kucing yang aktivitas antioksidannya 1.364,88 mM trolox/g kering. ‘Adanya antioksidan rosela seperti gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak,’ kata mahasiswa program doktor IPB itu.

Antikanker

Khasiat oseille rouge-rosela dalam bahasa Perancis-menghambat pertumbuhan sel kanker telah dibuktikan oleh De-Xing Hou di Jepang. Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima University, itu menemukan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside, antosianin rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara kerjanya dengan menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol.

‘Antioksidan rosela meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul tubuh yang mengandung elektron,’ kata Didah. Jika molekul mengandung elektron seperti guanin DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi. Kerusakan DNA memicu oksidasi LDL, kolesterol, dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan jantung koroner.

Chau-Jong Wang, dari College of Medicine, Chung Shan Medical University, Taichung, Taiwan menemukan khasiat lain rosela. Hasil penelitiannya ekstrak rosela kering yang dibuat sirup, melindungi liver tikus setelah diinduksi karbon tetraklorida (CCl4), perusak hati. Setelah diberikan 1-5% rosela selama 9 minggu, kerusakan hati seperti steasis dan fi brosis turun secara signifikan.

Minuman kesehatan

Untuk membuat seduhan the vinagreira-rosela dalam bahasa Portugis-mudah. Bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Kemudian cuci air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas kelopaknya, jika mudah menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%. Seduh 2-3 g teh rosela dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan. Untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung. Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela. Di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Kerap bisap-sebutan rosela di Senegal-disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya, kelopak rosela dicampur irisan jahe dan gula lalu ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu dididihkan dan diamkan semalam. Disajikan dengan menambahkan es dan rum, ‘Jus’ itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur.

Sedangkan di Mesir, Afrika Barat, rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas saat musim dingin. Di Sudan, Afrika Timur, karkadeh-sebutan rosela di Sudan-menjadi minuman keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Minuman itu juga menghilangkan efek mabuk dan mencegah batuk.

Serat

Penduduk Meksiko percaya rosela berkhasiat menurunkan bobot tubuh. Penelitiannya dilakukan Francisco J Alarcon-Aguilar dari Universidad Autónoma Metropolitana Iztapalapa, Meksiko. Sebanyak 120 mg ekstrak rosela yang mengandung 33,64 mg total antosianin diberikan selama 60 hari terhadap tikus gemuk berbobot 45 gram; normalnya 20 gram.

Hasilnya, konsumsi rosela terbukti menurunkan bobot tubuh pada tikus berbobot lebih dan meningkatkan asupan cairan ion ke tubuh. Penurunan lainnya terlihat pada trigliserida dan kolesterol jahat.

Penelitian efek kerabat bunga sepatu itu terhadap kegemukan juga dilakukan oleh Sáyago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition, Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago quimbombo chino-sebutan rosela di Spanyol-mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak.

Khasiat rosela memang beragam. Namun, hati-hati sebab tak semua orang bisa mengkonsumsinya. ‘Keasamannya mencapai 3,14, untuk pengidap mag kemungkinan berefek merugikan,’ kata Didah. (Vina Fitriani).


Friday, August 1, 2008

Khasiat kuntum Rosela

Sumber : http://www.trubus-online.com/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid=508

Pada 1922, tanah tandus sepanjang lintasan kereta api Indramayu, Jawa Barat, telah lama menyimpan kekuatan panasea luar biasa. Heyne kerap memandangi tanah itu pada musim hujan, saat hamparan kelopak bunga merah rosela mekar. Tak ada yang tahu sirnanya si kerabat bunga sepatu itu. Padahal, 244 tahun sebelumnya, M de L’Obel, botanis Belgia-Belanda telah menjumpainya sebagai tanaman hias rumah di Pulau Jawa. Setelah berabad-abad berkelana di dunia luar lantaran tak dihiraukan, kini si anak hilang itu kembali dengan khasiat bermanfaat bagi umat manusia.

Ir Didah Nurfarida MSi, periset Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor menemukan kandungan antioksidan pada teh kelopak merah pada 2006. Jumlahnya 1,7 mmmol/prolox, lebih tinggi dibanding kumis kucing yang antioksidannya teruji klinis meluruhkan batu ginjal.

Jumlah a ntioksidan itu diperoleh dengan menggerus 3 kuntum rosela menjadi 1,5 g bubuk dan diberi air 200 ml. Hasilnya dimasukkan ke spektrofotometer. Alat itu menganalisis seluruh kandungan kimia berdasarkan panjang gelombang yang dibiaskan larutan.

Dengan adanya antioksidan, sel-sel radikal bebas yang merusak inti sel dapat dihilangkan, kata Didah. Itu sebabnya rosela memiliki efek antikanker. Yang paling berperan adalah antosianin. Antosianin pigmen tumbuhan berperan menjaga kerusakan sel akibat peyerapan sinar ultraviolet berlebih.

Antihipertensi Nun di Selandia Baru, John McIntosh meneliti kandungan antioksidan. Periset dari Institute of Food Nutrition and Human Health, Massey University, itu mengekstrak rosela dengan mengeringkan kelopak bunga pada suhu 50oC selama 36 jam. Tiga gram oseile rouge-sebutan rosela di Perancis-hasil pengeringan diencerkan dalam 300 ml air. Larutan itu dimasukkan ke tabung spektrofotometer. Hasilnya rosela mengandung 51% antosianin, sedangkan antioksidannya 24%.

Angka-angka itu kemudian digunakan Yun-Ching Chang dari Institute of Biochemistry and Biotechnology, Chung Shan Medical University, Taiwan. Periset itu menguji efektivitas antosianin rosela untuk penghambatan sel kanker darah atau leukemia. Ternyata, pigmen alami dari Hibiscus sabdariffa tak hanya menghambat pertumbuhan sel kanker HL-60, tetapi juga mematikannya. Dosis yang diberikan hanya 0-4 mg/ml rosela. Antosianin yang berpengaruh diberi nama delphinidin 3-sambubioside.

Riset-riset itu baru praklinis di laboratorium. Belum ada pembuktian efeknya langsung pada manusia. Namun, Zuraida merasakan langsung khasiat rosela menurunkan kadar darah tingginya yang diidap selama 15 tahun. Ibu 4 anak itu kerap pusing, mual, dan panas di kepala.

Lantaran menganggapnya sakit kepala biasa, mantan guru Biologi SMA 13 Jakarta itu hanya mengkonsumsi obat-obatan warung. Namun, lama-kelamaan nyeri kepala semakin parah. Seperti dipukul palu, katanya. Jika sudah begitu, ia tak sanggup berjalan lantaran kehilangan keseimbangan.

Penderitaan itu dialami selama 1 tahun. Hingga pada 1990 ia berkonsultasi ke ahli medis. Hasil didiagnosis Zuraida mengidap hipertensi. Itu lantaran sejak pensiun pola makannya tak teratur. Maklum, sebagai keturunan etnis Minangkabau, makanan pedas, bersantan, dan berlemak tinggi selalu terhidang di meja. Selama 15 tahun wanita kelahiran 16 Desember 1944 itu bergantung pada obat kimia resep dokter.

Akhir Januari 2006, saat berkunjung ke sebuah pameran, Zuraida disodori teh hangat berwarna merah. Tanpa mengetahui khasiatnya, Zuraida rutin mengkonsumsi teh vinagreira-rosela dalam bahasa Portugis-karena berasa kecut menyegarkan.

Setelah mengkonsumsi selama 1 bulan, nenek 3 cucu itu merasa lebih tenang lantaran kekakuan saraf dan ketegangan leher akibat hipertensi hilang. Merasa lebih bugar dan nyenyak tidur, Zuraida memeriksakan diri ke dokter. Tekanan darahnya turun 80 poin dari 200 mmHg menjadi 120 mmHg.

Teruji Khasiat kelopak zuring-sebutan rosela dalam bahasa Belanda-untuk hipertensi dibuktikan Abd Al-Aziz Sharaf dari Sudan Research Unit, Institute of African and Asian Studies. Seperti dikutip Planta Medical Journal pada 1962, kelopak rosela bersifat hipotensif-antihipertensi-dan antikejang pernapasan. Tiga puluh tujuh tahun kemudian, sifat antihipertensi itu diuji secara klinis oleh M. Haji Faraji dan A.H. Haji Tarkhani dari Shaheed Beheshti University of Medical Sciences and Health Services, Teheran, Iran. Sebanyak 54 pasien bertekanan darah tinggi di Tehran’s Shariati Hospital dihitung tekanan diastolik dan sistoliknya 15 hari sebelum dan sesudah pengujian.

Pasien diberi konsumsi secangkir teh seduhan 3 kuntum bunga rosela. Setelah 12 hari, nilai sistolik pasien rata-rata turun 11,2%, tekanan diastolik turun 10.7%. Namun, saat konsumsi rosela dihentikan 3 hari, tekanan sistolik meningkat 7,9%; diastolik 5,6%. Itu membuktikan rosela memang berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi.

Karena kandungannya banyak, maka faedahnya juga banyak, kata Dewani, herbalis di Lentengagung yang meracik rosela untuk pengidap asam urat, insomnia, hingga kolesterol.

Khasiat antikolesterol diteliti oleh Vilasinee Hirunpanicha, dari Department of Pharmacology, Faculty of Pharmacy, Mahidol University, Thailand. Periset itu menguji tikus berkolesterol tinggi. Selama 6 minggu, tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok itu masing-masing diberi 1.000 mg dan 500 mg rosela per kilogram bobot tubuh, dan air mineral.

Hasilnya, serum kolesterol menurun 22% untuk ekstrak rosela 500 mg/kg dan 26% untuk 1.000 mg/kg bobot. Penurunan juga terjadi pada serum trigliserida sebanyak 33% dan 28% serta serum low density lipoprotein (LDL) level sebanyak 22% dan 32%.

Budak Afrika Setelah bibitnya dibawa ke seluruh dunia oleh budak Afrika yang bekerja di Indonesia, rosela mulai ditumbuhkan di Jamaika pada 1707. rosela dimakan mentah sebagai salad. Di sini rosela disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya dicampur dengan irisan jahe dan gula, lalu dan ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu didihkan dan diamkan semalam.

Disajikannya dengan es dan tambahan rum. Jus itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur. Ternyata pohon yang pernah dilihat M de L’Obel di sebuah halaman rumah 344 tahun lalu, memiliki beragam khasiat dan kegunaan. Untunglah rosela kini kembali marak di Indonesia. Dengan begitu manfaat rosela yang dirasakan di Afrika juga bisa diperoleh di Indonesia. (Vina Fitriani).

Sunday, July 27, 2008

MANFAAT BUNGA RESELA

Ditulis pada oleh zuhdi ahmadi
rosela

rosela

Bunga Rosela untuk Mencegah Penyakit Kanker dan Radang

Umumnya masyarakat mengenal dengan nama Rosela, Rosella atau Roselle (Hisbiscus sabdariffa L.). Dari segi kesehatan, ternyata Rosela mempunyai manfaat untuk pencegahan penyakit. Menurut penelitian Ballitas Malang, bunga rosella, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal (juicy), misalnya Rosela Merah berguna untuk mencegah penyakit Kanker dan Radang, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah dan melancarkan buang air besar.

Kelopak bunga Rosela dapat diambil sebagai bahan minuman segar berupa sirup dan teh, selai dan minuman, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal, yaitu Rosela Merah. Kelopak bunga tersebut mengandung vitamin C, vitamin A, dan asam amino. Asam amino yang diperlukan tubuh, 18 diantaranya terdapat dalam kelopak bunga Rosela, termasuk arginin dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu, Rosela juga mengandung protein dan kalsium.

Di Malaysia, Roselle juga disebut Asam paya, Asam kumbang atau Asam susur, merupakan tumbuhan yang mempunyai keluarga yang sama dengan bunga raya/sepatu (Hibiscus rosasinensis). Tumbuhan Roselle ada yang mengatakan berasal dari India tetapi ada juga pendapat yang mengatakan Roselle berasal dari Afrika Barat. Tumbuhan Roselle ini semula diperkenalkan di Malaysia sejak lebih dari tiga abat yang lampau. Di India Barat disebut dengan Jamaican Sorrel.

Pohon Roselle tumbuh dari biji/benih dengan ketinggian yang bisa mencapai 3 - 5 meter serta mengeluarkan bunga hampir sepanjang tahun. Bunga Roselle berwarna cerah, Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga raya/sepatu. Bagian bunga Roselle yang bisa diproses menjadi makanan ialah kelopak bunganya (kaliks) yang mempunyai rasa yang amat masam. Kelopak bunga ini bisa diproses menjadi pelbagai jenis makanan seperti minuman, jelly, saos, serbuk (teh ) atau manisan Roselle. Daun muda Roselle bisa juga dimakan sebagai ulam atau salad. Sementara itu di Afrika, biji Roselle dimakan karena dipercaya mengandung minyak tertentu. Di Sudan, Roselle diproses menjadi minuman tradisional yang dinamakan Karkadeh dan merupakan minuman kebangsaan orang Sudan.

Pohon Roselle adalah sejenis perdu yang mudah ditaman. Cara penanamannya dengan menggunakan biji yang kering kemudian disemai.

Nama Lain: Hibiscus Sabdariffa L., H. Sabdariffa varaltissima, Rozelle, Red Sorrel, Sour-sour, Lemon bush, Florida cranberry, Oseille rouge (Perancis), Quimbombo Chino (Sepanyol), Karkad� (Afrika Utara), Bisap (Senegal).

Tumbuhan herba ini ternyata mampu berfungsi sebagai bahan antiseptik, penambah syahwat, agen astringen. Tanaman ini juga banyak digunakan dalam pengobatan tradisional seperti batuk, ketidakhadaman, lesu, demam, tekanan perasaan, gusi berdarah (skurvi) dan mencegah penyakit hati. Bunga Roselle banyak digunakan untuk pembuatan jus, saos, sirup dan juga sebagai bahan pewarna pada makanan.

Ekstrak daripada kuncup bunganya ternyata mampu berfungsi sebagai antispasmodik (penahan kekejangan), antihelmintik dan antibakteria. Selain itu rosella ternyata mampu menurunkan kadar penyerapan alkohol. Daun tumbuhan herba ini juga bisa digunakan untuk merawat luka, penyakit kulit dan gigitan serangga.

Di India, biji Roselle digunakan untuk mengobati penyakit kulit, kekurangan darah dan kelesuan.

Bagian yang digunakan : Bunga, daun dan biji

Bahan penting yang terkandung dalam kelompak bunga Roselle : Gossy peptin, anthocyanin dan glucoside hibiscin

Kelopak segar Dalam 100 g
Air 9.2 g
Protein 1.145 g
Lemak 2.61 g
Serat 12.0 g
Abu 6.90 g
Kalsium 1,263 mg
Fosforus 273.2 mg
Zat Besi 8.98 mg
Karotena 0.029 mg
Thiamine 0.117 mg
Riboflavin 0.277 mg
Niacin 3.765 mg
Asid Askorbik 6.7 mg

Dari penelitian terbukti bahwa kelopak bunga Roselle mempunyai efek anti-hipertensi, kram otot dan anti infeksi-bakteri. Dalam eksperimen ditemukan juga bahwa ekstrak kelopak bunga Roselle mengurangi efek alcohol pada tubuh kita, mencegah pembentukan batu ginjal, dan memperlambat pertumbuhan jamur/bakteri/parasit penyebab demam tinggi. Kelopak bunga Roselle juga diketahui membantu melancarkan peredaran darah dengan mengurangi derajat kekentalan darah. Ini terjadi karena asam organic, poly-sakarida dan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga Roselle sebagai Farmakologi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah kelopak bunga Roselle mengandung vitamin C dalam kadar tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap serangan penyakit.

Manfaat kelopak bunga Roselle
� Dapat mengurangi kepekatan/kekentalan darah
� Membantu proses pencernaan
� Mencegah peradangan pada saluran kencing dan ginjal
� Penyaring racun pada tubuh
� Mencegah kekurangan Vitamin C
� Melancarkan peredaran darah
� Melancarkan buang air besar
� Menurunkan kadar penyerapan alkohol
� Penahan kekejangan

Penyakit yang dapat diobati :
� Kanker
� Tekanan Darah Tinggi ( Hipertensi )
� Batu Ginjal
� Batuk
� Lemah syahwat
� Lesu
� Demam
� Tekanan Perasaan
� Gusi berdarah
� Penyakit kulit
� Gigitan Serangga
� Luka
� Kurang darah

( dari berbagai sumber )